aku semakin cepat memacu langkahku menuju ke gedung rektorat kampusku. siang yang begitu panas, sedangkan gedung rektorat jaraknya lumayan jauh dengan gedung fakultas. siang-siang begini biasanya aku masih di kos, sedang asyik-asyiknya baca buku, atau malah sedang tidur siang. tapi siang ini, aku harus mengurus segala macam syarat-syarat pendadaran. sebenarnya aku tak menyangka bisa begitu cepatnya aku diperbolehkan ujian. kemarin, sewaktu bimbingan dengan bapak wahyono, dosen pembimbing skripsiku, aku sempat kena semprot gara-gara aku salah menjelaskan konsep-konsep penelitian. yang bikin aku syok tiba-tiba saja bapak wahyono menandatangani lembar pengesahan skripsiku sambil berkata "Phi, bilang Bismillah ya" dengan sedikit bingung dan terbengong jelas aku bertanya pada beliau "Emang ada apa pak?" lantas beliau menjawab "Ini loh, saya mau tanda tangani lembar pengesahan skripsimu, besok kamu harus daftar ujian ya." dan masih dengan perasaan syok, aku hanya bisa mengangguk mengiyakannya. dan alhasil, siang-siang begini aku masih beredar di kampus.
"maaf pak, saya mau minta surat keterangan bebas SPP" kataku kepada petugas bagian regristrasi sesampainya aku di rektorat.
"buat apa ya? pendadaran atau wisuda?"
"pendadaran pak"
"ya, tapi tidak bisa diambil hari ini ya, kamu tinggal kwitansi pembayaran SPP, lalu bayar dulu uang pendadaran, besok ambil jam 9 ya"
dan aku hanya bisa mengangguk lesu. sejak pagi aku sudah nangkring di kampus, ngurus segala macem syarat-syarat yang jumlahnya hampir ada sepuluh biji. karena sudah tidak ada urusan lagi, kuputuskan untuk pulang ke kos.
"ude buk ngurus syarat-syaratnya?" tanya eka. eka adalah salah satu dari lima sahabatku, bisa dikatakan geng, bahkan kami menamai geng kami itu nic's angels. ya, karena hanya ada satu laki-laki di geng kami itu. selebihnya wanita.
"belon kelar neh.. ah lo pada neh kerjaannya nyewek mulu" kataku pada nic dan eka. ya mereka adalah sahabatku. memang nic dan eka berpacaran. awalnya kami enggak setuju dengan hubungan mereka, biasa alasan klasik, sahabat kok pacaran ntar persahabatan kami rusak. tapi lama-lama kami merestui juga, lagian itu juga hak mereka.
"kenape lo phi, suntuk gitu..?"tanya nic padaku
"ah kagak, cuman capek aja. udah ah, gw kamar dulu ya"
dan ku tinggalkan kedua sahabatku itu di teras kos.
klik...
ku buka pintu kamar kos ku. dan brukk!!! kulempar tas ku, kemudian ku rebahkan badanku ke kasurku. belum sempat aku ganti baju dan istirahat tiba-tiba hp ku berbunyi.
"Sial, bikin kaget aja. sms siapa seh?"
"hah... pak wahyono?"
dengan kaget aku baca sms dari pak wahyono
'Phi, jangan lupa hari ini daftar ujian ya, harus daftar hari ini. supaya cepat selesai. saya lega kamu juga lega'
"oala pak, mbok ya sabar, wong syaratnya belum kelar semua je" kataku sendiri sambil memandangi hpku.
***
"Sa, lo mo pergi ye?" tanyaku pada sari. sari juga sahabatku. kami bertiga,aku, eka dan sari, tinggal dalam atap yang sama.
"iya, mo kencan. lo sendirian gak papa neh phi?" tanya nya balik. memang malam ini aku sendirian. eka juga keluar kencan dengan nic. eka juga mau keluar kencan dengan eko. walah, jadinya ya aku sendirian. maklum jomblowati sejati.
"makanya lo jangan jomblo mulu phi, udah coba lo buka hati lo buat cowok laen.lo gak trauma kan phi, lupain deh si anto" kata sari dengan gaya khasnya yang dewasa. karena sahabat aku yang satu ini memang sedikit lebih dewasa ketimbang aku.
di kamar sari malam itu, aku kembali teringat pada masa itu, masa ketika aku baru mulai mengenal lelaki dan cinta...
"hai... aku anto. kamu anak baru ya?"
siang itu aku memang sengaja duduk di dekat komplek ukm kampus. karena iseng dan juga karena nungguin zie. tiba-tiba saja ada seorang cowok, yang tampang lumayan, putih dan kelihatannya smart. yang pasti dia bukan anak fakultasku. dan yang lebih pasti lagi dia pasti kakak angkatan.
"hai juga. iya gw anak baru. ada masalah?" jawabku.
"ah enggak. cuman mau kenalan aja"
"o.. gw phi."
dan akhirnya kami terlibat dalam obrolan yang menarik. selanjutnya, kami pun bertukar no hp. enggak dipungkiri, saat itu aku sedikit tertarik dengan anto. tapi apa peduliku pikirku saat itu.
bermula dari smsan, kemudian kami sering ketemu, sering ngobrol bareng, dan akhirnya kamipun pergi bareng. semakin lama kami pun semakin dekat. tidak bisa dibilang pacaran, karena tidak ada komitmen antara kami. yang beredar hanyalah gosip-gosip yang mengatakan kami pacaran. tidak hanya dikalangan mahasiswa tapi juga dikalangan dosen saat itu. maklum walaupun aku sedikit tomboy, ketus tapi aku cukup terkenal di kalangan dosen ketika itu. begitu pula dengan anto.
"phi, enggak ada hubungan pertemanan antara laki-laki dan perempuan yang murni teman. lo percaya ma gw. lo musti tegasin status hubungan lo itu" kata Bela kepadaku sore itu ketika aku menceritakan segala unek-unekku.
sebenarnya benar apa yang dikatakan bella saat itu, tapi karena aku takut untuk kehilangan anto, aku selalu tak berani untuk menanyakan kepastian hubungan kami. mungkin iya aku sangat mencintainya, mungkin iya aku telah terlalu terpesona olehnya, sehingga aku selalu menjadi pecundang bagi diriku sendiri. hingga saat anto berkata jujur padaku bahwa dia mendekatiku karena taruhan dengan teman-temannya, karena aku belum pernah pacaran. dengan perasaan menyesal, anto menemuiku.
"Phi, itu dulu, dulu sebelum aku benar-benar mengenalmu. sekarang aku benar-benar tulus. beri aku kesempatan untuk memperbaiki sikapku" katanya padaku saat itu.
sebenarnya aku begitu benci pada anto. aku begitu marah. tapi entah kekuatan apa yang ada dalam diriku, sehingga aku memberinya kesempatan. seolah aku selalu memaafkannya dan selalu percaya padanya.
(to be continue....)
Sabtu, 14 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar